Rabu, 30 Maret 2011
Pertanyaan Seputar Pra Nikah Berdasar Alkitab
Jika Anda membaca ini, kemungkinan Anda sedang mempertimbangkan untuk menikah atau telah siap untuk mengambil resiko. Mungkin Anda memiliki beberapa pertanyaan seputar pra nikah sebelum Anda mengungkapkan pertanyaan besar yang ada di kepala Anda. Atau mungkin Anda sedang memikirkan kemungkinan lain karena untuk beberapa alasan Anda tidak yakin hubungan yang sedang Anda jalani akan berhasil.
Tak peduli alasan apa yang melatarbelakangi Anda memiliki pertanyaan seputar pra nikah ini, namun kami ingin membantu Anda menemukan jawaban yang Anda cari. Kami telah mengumpulkan daftar dari beberapa pertanyaan yang sering diajukan dan kami harap hal itu dapat membantu Anda. Jika Anda tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaan atau butuh untuk dibimbing lebih lanjut, carilah bantuan dari seorang konselor Kristen atau pendeta yang dapat dipercaya.
Bagaimana jika tunangan saya bukan orang Kristen? Apakah ini tidak masalah?
Untuk kasus seperti ini, ada dua jawaban:
2 Korintus 6:14 mengatakan hal ini, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” Namun, Paulus mengatakan hal ini dalam 1 Korintus 7:16, “Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu?” Dengan kata lain, bagaimana Anda tahu bahwa teladan Anda di dalam Kristus tidak akan menyelamatkan jiwa pasangan Anda?
Bawalah pergumulan ini dalam doa dan perhatikan dengan seksama apa yang dikatakan Tuhan. Bagi pernyataan pertama, dengan tegas Tuhan telah mengingatkan kita untuk tidak bersanding dengan orang yang tak percaya, karena pada akhirnya hanya akan menyeret kita ke dalam pencobaan. Meskipun pada awalnya pasangan kita bersedia mengikuti keyakinan kita, namun jika hal itu dilakukannya karena kita bukan karena pertemuan pribadinya dengan Tuhan, tak ada yang dapat menjamin bahwa ia akan tetap bertahan dalam iman percayanya.
Pernyataan kedua jelas-jelas ditujukan kepada pasangan yang sudah menikah. Jadi ketika Anda sudah bersatu dan tidak dapat bercerai karena Tuhan tidak menyukai perceraian, satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah menunjukkan karakter Krtistus dalam keluarga Anda. Dengan jalan demikian, siapa tahu jiwa pasangan Anda akan diselamakan karena teladan yang Anda berikan dan mereka dapat melihat Kristus melalui hidup Anda.
Apakah seks sebelum menikah diperbolehkan? Bukankah pada akhirnya kami akan menikah juga?
Paulus mengatakan kepada kita adalah suatu hal yang “baik bagi seorang pria untuk tidak menyentuh wanita”. Seks sebelum nikah menggampangkan ikatan yang Allah tujukan khusus untuk mereka yang sudah menikah. Meskipun merupakan suatu hal yang sulit untuk menunggu, keintiman pernikahan Anda akan semakin diperdalam dengan mengutamakan Firman Tuhan dalam hidup Anda.
Haruskah kita menghabiskan banyak waktu dengan orangtua kita? Tunangan saya dan saya tidak tidak sepakat mengenai hal ini.
Markus 10:7 berkata, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya.” Meskipun kita harus terus menghormati ayah dan ibu kita, namun kita tidak harus menempatkan mereka melebihi pasangan kita. Pada zaman dahulu, seorang pria dan wanita akan pergi untuk mengikatkan diri selama setahun penun sebelum mereka kembali ke rumah untuk bertemu teman dan keluarga... bahkan untuk bekerja!
Hal ini tidak berarti Anda tidak dapat menikmati kebersamaan dengan orangtua Anda. Namun hal ini berarti Anda tidak dapat memberi penghormatan kepada mereka di atas istri atau suami Anda. Jika seorang pria menjadi terlalu dekat dengan ibunya, istrinya bisa mulai merasa cemburu... dan memang demikian adanya. Jika suami membangun ikatan keintiman emosional yang lebih dalam hubungannya dengan ibunya – ia sedang memberikan bagian yang sangat penting dari hubungan mereka.
Hal yang sama dapat terjadi antara seorang wanita dan ayahnya. Suami juga merasa iri kepada ayah... hal ini mulai terjadi ketika istri mulai membandingkan keduanya. Tidak akan pernah mendatangkan kebaikan jika Anda membandingkan ayah Anda dengan pasangan Anda. Melakukan hal itu tidak akan menciptakan efek yang diinginkan, sebaliknya justru dapat menjadi bumerang dan menimbulkan perasan diabaikan untuk bertumbuh dalam pernikahan Anda.
Tunangan saya dan saya ingin selamanya bersama. Namun di dunia ini kami tahu bahwa hal itu jarang terjadi. Nasehat terbaik apa yang dapat diberikan pasangan yang lebih tua untuk diberikan kepada kami pasangan muda?
Semenyara ayat-ayat di Efesus tidak ditujukan khusus untuk pasangan, namun banyak pasangan yang akan mengarahkan pria dan wanita muda yang baru menikah untuk mempelajari ayat-ayat spektakuler yang mencakup hampir semua area dasar dalam kehidupan.
“Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:25-32).
Perlakukanlah pasangan Anda sebagaimana Anda memperlakukan teman Anda... dan pernikahan Anda akan berlangsung seumur hidup. Ingatlah bahwa cinta bukan hanya sekedar perasaan, tapi terkadang itu adalah pilihan. Akan ada saat di mana Anda harus memilih untuk mengasihi pasangan Anda. Namun ini adalah bagian dari pernikahan. Saat kita memilih untuk mengasihi, kita akan menjalani hukum Kristus dan menghormati sumpah pernikahan kepada pasangan yang kita kasihi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar